v Definisi:
v Unsur-unsur yang terdapat dalam proses pengajaran. Diaman proses tersebut yang menentukan keberhasilan seorang pengajar dalam mencapai target yang diinginkan dan juga merupakan proses di mana melalui hasilnya seorang pengajar dapat memberikan sebuah penilaian dengan menggunakan nilai kepada pelajar.
v Beberapa definisi atau makna lain dari evaluasi, yaitu:
§ Menurut para ahli pendidikan evaluasi maknanya sama dengan ujian.
§ Ada pula para pakar pendidikan lain memahami evaluasi dengan definisi yang berbeda-beda, diataranya adalah:
- Berdasarkan makna epistemology
· Secara bahasa, kata evaluasi diartikan menjadi dua dan keduanya menunjukan pengertian nilai, yaitu: (a) nilai تقييم dan (b) nilai تقويم akan tetapi kata تقييم lebih banyak digunakan. Oleh karena itu marilah kita bahas satu persatu:
a) Kata nilai تقييم dalam kamus berasal dari fiil قيم kata ini digunakan, misalnya dalam kalimat: “saya memberi niai atas suatu harga.” Atau bisa dikatakan kata تقييم digunakan sesuai dengan makna aslinya yaitu untuk membilang suatu harga.
b) Kata nilai تقويم dalam kamus berasal dari fiil قوم (nilai). Penulis buku menetapkan bahwa kata evaluasi yang digunakan dalam konteks pendidikan adalah kata تقويم / nilai.
- Berdasarkan makna istilah
Berdasarkan istilah kata تقويم / nilai dalam bidang ilmu pendidikan terdiri dari makna nilai dari ujian dan metode/proses penilaian.
Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa evaluasi adalah penyelenggara penmdidikan yang digunakan untuk memenuhi standar pendidikan. Evaluasi juga berguna atau bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mampu menyerap ilmu yang diberikan oleh seorang pengajar sehingga pengajar dapat memutuskan bagaimana metode pengajaran yang selanjutnya akan digunakan, apakah masih terus menggunakan metode yang lama (jika berhasil) ataukah menggunakan metode pengajaran yang baru (jika target belum tercapai).
v Perbedaan antara evaluasi dengan penilaian/pengukuran, dapat dilihat dari definisi konsepnya , yaitu:
v Penilaian : secara bahasa penilaian berarti mengukur secara definisi diartikan dengan proses yang berperan sebagai media pengukur yang didapatkan dari sesuatu yang ditentukan secara khusus. Makna penilaian lebih sempit dari evaluasi karena proses penilaian adalah proses mengukur sesuatu dengan ukuran-ukuran yang sudah ditentukan. Oleh karena itu harus ada jumlah dan angka sebagaimana mengukur tinggi, panjang, lebar, volume dan masa yang berdasarkan standar tertentu. Hal tersebut sama dengan mengukur/menilai materi. Penilaian ini jika digunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu terdapat dalam proses ujian.
v Penggunaan angka atau jumlah yang dihasilkan dalam mengukur kecerdasan seseorang tidak bisa selalu tepat dan benar seperti mengukur panjang, tinggi, lebar, dan masa, karena dalam penilaian tinggi, masa, lebar, panjang, dan volume itu telah diketahui pasti berapa angka yang digunakan. Dan dalam penilaian juga bisa menghasilkan penggunaan makna kiasan.
Contoh: masa badan 150kg = gendut, nilai ujian bahasa Arab 100 = pintar dan cerdas.
v Pada masa sekarang ini, banyak orang yang memaknai evaluasi, banyak yang menyamakan arti evaluasi dengan ujian/penilaian dan mengetahui kemapuan pelajar dalam menghafalan pengetahuan dan fakta-fakta. Ujian/penialaian biasanya dianggap kegiatan untuk menaikan level/tingkatan atau untuk tes masuk. Hal ini seperti yang terjadi di Cina, mereka bangsa pertama yang menggunakan tradisi ujian sebagai penilaian untuk memilih pegawai istana di masa lalu selama 3000 tahun.
v Penilaian dalam pengertian di atas adalah:
o Ujian.
o Terdiri dari lisan dan tulisan
o Merupakan kegiatan diawal untuk tes masuk ataupun diakhir dalam proses belajar untuk menaikan tingkatan/jenjang
o Tujuan: untuk mengetahui kemampuan penghafalan seorang pelajar.
v Padahal makna evaluasi lebih luas dari makna ujian. Karena ujian merupakan salah satu bagian penilaian dari evaluasi. Sedangkan di dunia penidikan ada berbagai jenis ujian yang bisa digunakan untuk mengukur kemampuan dan kemahiran pelajar. Sehingga pengajar tidak hanya mengukur kemapuan pelajar dalam satu bidang saja tetapi dapat mengetahui kemahiran di bidang lain (misalnya kemahiran non-kognitif, seperti kemahiran afektif). Sehingga pengajar dapat mengetahui kecenderungan pelajar dan tingkat kemampuanny
v Evaluasi adalah hasil dari seluruh hasil penilaian yang tediri baik dari ujian, tugas, etika dan aktivitas pelajar di saat proses belajar mengajar yang dilakukan secara berkesinambungan dengan bertujuan untuk mengetahui proses belajar mengajar sehingga dapat menentutkan metode belajar selanjutnya yang akan digunakan dan menjadikan pelajar dan pengajar mengetahui kelemahan dan kemampuan yang dimiliknya.
v Tujuan-tujuan Evaluasi Pendidikan. Ada dua jenis tujuan evaluasi pendidikan:
1. Tujuan secara umum
2. Tujuan secara khusus
Tujuan umum evaluasi pendidikan adalah tujuan yang diutamakn oleh yayasan pendidikan/perangkat-perangkat pendidikan seperti contohnya Depdiknas dan pusat-pusat pendidikan. Sedangkan tujuan secara khusus dari evaluasi yaitu tujuan yang dikhususkan kepada unit-unit pendidikan yang kecil seperti sekolah dan kelas-kelas belajar.
Perangkat pendidikan yang besar seperti di atas harus melaksanakan proses-proses evaluasi untuk meraih tujuan pendidikan. Proses-proses tersebut adalah:
- Mengetahui tujuan yayasan yang digambarkan dari pihak Negara. Ini adalah tujuan yang penting dalam proses eveluasi.
- Mengetahui tentang perangkat/alat-alat pendidikan, program-programnya, poin-poin serta rencana yang telah ditentukan.
- Meyakinkan keputusan-keputusan yang benar bersandarkan kepada penelitian/experiment.
- Memberikan/menimbulkan ketenangan dalam sisi tanggung jawab yayasan yang mengedapankan pengalaman-pengalaman yang baik untuk peserta didik.
- Mendapatkan pengetahuan, prestasi, dan nama baik untuk yayasan pendidikan dan mengangkat kehormatan yayasan.
v Didalam pelaksanaan dan perencanaannya, disamping itu dana dan penghargaan bagi semua karyawan atau pekerja untuk menjadi beban anggaran dari lembaga. para pelaku evaluasi harus yakin tentang kualitas alat-alat yang dipakai mereka dalam evaluasi.keyakinan tersebut harus dengan kinerja alat-alat tersebut dalam memberikan fungsi yang sebenarnya sesuai dengan tema evaluasi.oleh karena itu dibutuhkan memilih alat-alat yang bagus pada seluruh yang bisa diselesaikan dan ditentukan dengan alat-alat tersebut, dan juga dalam ujian itu harus diletakkan hal-hal yang negatif dan pembatasan-pembatasan alat-alat ini.
v Sebagaimana juga yang harus di pahami bahwa proses evaluasi mancakup seluruh sisi pengalaman beserta levelnya/tingkatannya,dan seluruh / semua segi kecenderungan beserta tujuan yang berbeda-beda, oleh karena itu harus dipakai alat-alat evaluasi yang berbeda dan bermacam-macam supaya bisa memberikan gambaran yang lengkap dan deskripsi yang sebenarnya terhadap kecenderungan pelajar dari semua segi.
v Bidang-bidang Evaluasi Pendidikan:
Dalam tahun-tahun terakhir ini, bidang evaluasi pendidikan telah meluas dengan jumlah yang besar sebagai hasil dari kemajuan dalam bidang pendidikan dalam skala yang umum dan sebagai hasil untuk menjelaskan media-media dan pola-pola evaluasi yang baru.Walaupun bidang evaluasi yang paling terkenal adalah evaluasi pelajar,dalam proses pendidikan juga mencakup bidang-bidang yang memerlukan evaluasi diantaranya yang paling penting:
1.Evaluasi metode pelajaran
2. Evaluasi Pengajar
3. Evaluasi Tujuan-tujuan Peraturan Pengajaran
4. Evaluasi Manajemen Pengajaran
5. Evaluasi Bagian dan alat-alat Pengajaran
6. Evaluasi Pelajar/ Peserta didik
v Tujuan khusus evaluasi pendidikan:
1) Memotivasi Belajar
Karena jika pelajar mengetahui nilai yang mereka dapat, maka hal itu akan menjadikan mereka lebih giat belajar dan lebih cepat maju.
2) Membentuk Kepribadian
Evaluasi untuk mengetahui kekurangan ataupun kelebihan pelajar, sehingga ke depannya dapat diperbaiki dan ditingkatkan metode, media dan materi pelajarannya. Dalam hal ini, seorang guru dapat memberi feedback untuk mengevaluasi metode, materi dan media yang telah digunakannya.
3) Pengarahan Proses Pengajaran
Evaluasi diharapkan akan mengarah kepada kepedulian terhadap seluruh kepribadian dalam bentuk yang seimbang. Sehingga dapat membentuk peraturan pendidikan yang benar, yaitu peraturan yang mengutamakan hubungan antara tujuan yang telah ditentukan dan media pendidikan dengan pola-pola evaluasi. Oleh karena itu, evaluasi menjadi media utama untuk mengukur tercapainya tujuan pengajaran dan pembelajaran. Serta sebagai jalan untuk merealisasikan tujuan tersebut.
4) Mengadakan Ketentuan Pendidikanan
Dengan evaluasi penyelenggara pendidikan akan dapat menentukan ketentuan-ketentuan yang dibutukan, seperti pengajar, kemampuan pelajar, materi, jenjang/level, media, metode, soal ujian dan biaya pendidikan.
5) Kemampuan Yayasan Pendidikan dalam Menyelenggarakan Pendidikan
Hasil Evaluasi dapat memberikan Kriteria penilaian dari masyarakat terhadap yayasan/lembaga pengajaran tersebut, menentukan keberlangsungan lembaga tersebut (ditutup atau tidaknya lembaga terrsebut), dan untuk mendapat pengakuan baik dari Negara maupun dari dunia Internasional. Misalnya suatu lembaga untuk mendapatkan statusnya seperti Terakreditasi A, B, C, disamakan, Standar Nasional, Standar Internasional harus dilihat dari hasil evaluasi kegiatan dari suatu Lembaga/yayasan (biasanya dilakukan oleh dikmenti departemen pendidikan).
v Kriteria evaluasi Pendidikan
1) Memiliki Tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar).
Jika tidak memiliki tujuan, maka evaluasi jadi sia-sia dan tidak menghasilkan keputusan yang benar.
2) Lengkap.
Evaluasi secara keseluruhan, tidak hanya satu bidang saja. Oleh karena itu, digunakan juga metode evaluasi yang berbeda juga untuk mengukur sisi yang berbeda karena kemampuan dan kecendrungan/minat setiap orang berbeda.
3) Berkesinambungan
Evaluasi tidak hanya dilakukan sekali waktu saja. (di awal/diakhir tahun ajaran/semester saja) karena hal hasilnya tidak membantu secara mutlak dalam mencapai tujuan perbaikan. Akan tetapi, evaluasi yang benar yaitu ketika dimulai sejak sebelum kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mengetahui tingkat kemapuan pelajar agar dapat disesuaikan dengan pengalaman sang pelajar kemudian setiap ada kegiatan belajar mengajar sampai pelajar tersebut sudah tidak ikut belajar mengajar dengan salah seorang pengajar/lembaga/yayasan.
4) Ilmiah
Yaitu dari segi perangkat, media harus jujur, pasti, sistematis dan tematif (sesuai tema/tidak keluar dari tema yang sedang dibahas).
a) Jujur : evaluasi harus sesuai dengan kriteria saja. Misalnya evaluasi untuk mengukur kemampuan membaca, maka tidak boleh memasukan kriteria etika, menghafal maupun menerjemahkan. Karena jika itu terjadi, maka evaluasi tidak juju, sebab penilaiannya akan keluar dari kriteria.
b) Pasti: contoh, jika ada ujian diulang (remedial), maka jika nilai yang kedua lebih baik, maka penilaiannya tidak terlampau jauh dengan nilai yang pertama, karena hal ini, disesuaikan dengan pelajar yang tidak ikut remedial (nilainya sudah baik). Sebaiknya waktu remedial tidak terlalu cepat, agar pelajar bisa mempersiapkan diri untuk memperbaiki nilainya dan juga tidak terlalu lama, agar remedial tersebut tidak kehilangan faidahnya.
5) Sistematis. Maksudnya adalah tidak adanya pengaruh pada nilai yang diperoleh oleh peserta didik di saat ujian karena kecendrungan pribadi seorang pengajar. Sistematis yaitu pengajar tidak memberikan nilai yang tinggi kepada peserta didik pada ujian karena itu akan membuatnya kagum/berbangga hati olehnya. Dan juga tidak memberikan nilai yang kecil kepada peserta didik karena itu akan membuatnya kecewa dan tidak menyukai pelajaran tersebut.
v Takwim Mumayizan/Evaluasi Terstruktur
Takwim mumayyizan adalah evaluasi yang dilakukan untuk membantu pengajar dalam melakukan pengklasifikasikan antara persamaan dan perbedaan dari peserta didik itu sendiri dan mengetahui perbedaan personal masing-masing.
Tes yang sulit dapat membuat sebagian besar peserta didik gagal dalam ujian karena soal dalam ujian tersebut lebih tinggi dari tingkatan kelas peserta didik yang bersangkutan. Oleh karena itu, jangan melewatkan evaluasi pengklasifikasian tersebut bagi setiap pengajar. Dan dari pengajar juga jangan menghindari tes, untuk memberikan materi tes yang mudah yang merupakan kunci keberhasilan seluruh peserta didik di dalam kelas.
Hal ini adalah salah satu jenis dari ujian untuk membedakan para peserta didik dan memberikan penjelasan kepada pengajar mana peserta didik yang pintar, pertengahan dan lemah. Dan hal tersebut juga dapat membantu untuk mengetahui mana murid yang mengerjakan dan yang tak mengerjakan, dan mengetahui siapa saja yang membutuhkan bantuan/perhatian yang besar dan siapa yang tidak membutuhkannya.
v Takwim Ta’awuniyan/Kooperatif
Sebuah proses evaluasi itu harus melibatkan peserta didik dan pengajar. Hal tersebut idak bermaksud untuk mengikut sertakan peserta didik dalam proses pembuatan materi ujian akan tetapi keikusertaan peserta didik itu supaya peserta didik bisa mengetahui (sebelum memulai proses uijan itu ) tujuan-tujuan evaluasi dan media-media evaluasi dan juga memberikan contoh soal yang akan keluar pada ujian yang akan datang.
v Evaluasi yang manusiawi
Evaluasi pendidikan bukan berarti hukuman seperti apa yang telah diprasangkakan para pengajar, akan tetapi ia merupakan media untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam kegiatan pengajaran. Dan membantu peserta didik supaya terhindar dari perilaku dan kebiasaan yang buruk dan tetap berperilaku yang baik dan disukai.
Evaluasi humanity adalah meninggalkan pengaruh yang baik di dalam jiwa para peserta didik dan menjadikannya terlihat seperti seorang pembimbing dan pengarah dan penasehatnya. Dan bukan terlihat seperti pengkritik yang membahas segala kesalahan dan keburukan.
v Evaluasi yang Efektif
Evaluasi pendidikan yang bagus yaitu yang memperhatikan sisi keefektifan, efektif di segala sisi, baik itu dari segi waktu, usaha, dan upaya.
v Penilaia terhadap Murid:
Alasan pentingnya penilaian terhadap murid:
1). Murid adalah pelaksana praktek pendidikan, peserta didik dan pelaksana pendidikan lainnya adalah pengajar, kepala sekolah dan fasilitas-fasilitas, seperi gedung . Itu semua adalah dasar yang akan ditemui dalam pengadaan pengajaran dan pendidikan.
2). Ruang lingkup penilaian murid adalah penilaian dengan metode yang tidak lengkap untuk keberhasilan semua komponen praktek pengajaran dan pendidikan dari segi metode pengajaran dan peraturan pengajaran.
Para ilmuwan pendidikan baik yang terdahulu maupun yang sekarang pun bersepakat bahwa penilaian guru terhadap muridnya merupakan sebuah dasar yang menjadi kemampuan yang berpengaruh yang terjadi di dalam pendidikan dalam akhlak seorang murid.
EVALUASI SISWA DALAM METODE PENGAJARAN BAHSA ARAB
EVALUASI SISWA DALAM METODE PENGAJARAN BAHSA ARAB
1. Evaluasi Awal التقويم الأولي
Definisi : Evaluasi ini dilakukan diawal proses pengajaran.
Tujuan : Evaluasi untuk menentukan kemampuan, kecenderungan dan kesesuaian kebutuhan bagi pelajar sehingga dapat ditentukan level akademis dan kriteria pelajar sebelum memulai pembelajaran.
Juga berfungsi dalam membagi pelajar pada tingkat-tingkat sesuai kemampuannya.
Waktu : Sebelum kegiatan pembelajaran.
Bentuk : Ujian klasifikasi kemampuan dasar
2. Evaluasi Membangun/penyertaan التقويم البنائ
Definisi : Evaluasi yang menyertai apapun metode pengajarannya.
Tujuan : Evaluasi ini berguna bagi pengajar untuk mengoreksi dan memperbaiki metode pengajaran yang dia lakukan. Mengecek sejauh mana materi yang sudah dikuasai pelajar dan bagian-bagian mana saja dari materi yang masih belum dikuasai oleh pengajar.
Waktu : Dilaksanakan ditengah-tengah proses pengajaran atau setelah memberikan materi pengajaran.
Bentuk : Ujian kecil semacam Quis
3. Evaluasi diagnosa التقويم التشخيصي
Definisi : Evaluasi yang memfokuskan pada pelajar yang memiliki kesulitan menerima pelajaran secara berulang-ulang.
Tujuan : Mencari penyebab probleamatika belajar bagi pelajar yang memiliki kekhususan dan mencari solusinya.
Waktu : Evaluasi ini bisa diberikan di tengah atau di akhir proses pengajaran dengan membutuhkan waktu yang lama (berkali-kali) untuk menemukan sebab-sebab kesulitan belajar pelajar dan menentukan solusinya.
Bentuk : -
4. Evaluasi Sumatif atau final التقويم الختامي
Definisi : Evaluasi akhir guna mendapatkan nilai akhir/final score dan ijazah atau surat bukti tamat belajar.
Tujuan : Memberikan penilaian secara keseluruhan bagi pelajar selama menempuh proses belajar mengajar di kelas dan bukti kelulusan.
Waktu : Akhir proses belajar mengajar, diadakan secara serempak dan menyeluruh dengan materi ujian yang diambil dari awal hingga akhir materi pengejaran.
SARANA EVALUASI SISWA
وسائل تقويم التلميذ
- Ujian Lisan الإختبارات الشفوية
Ujian ini merupakan ujian klasik. Hal-hal yang dapat didefinisikan dalam ujuan jenis ini antara lain :
- Sulit memberikan pertanyaan pada peserta didik dalam satu waktu sekaligus.
- Tidak adanya acuan dalam evaluasi antar siswa.
- Dikhawatirkan peserta didik tidak mampu menjawab karena takut atau grogi padahal dia mampu.
- Pertanyaan pada ujian lisan tidak mendalam.
Walaupun demikian, ujian lisan berguna bagi peserta didik yang tidak pandai menulis, seperti siswa kelas satu sekolah dasar dan siswa tuna netra. Ujian ini pula berguna bagi peserta didik di dalam latihan ungkapan, ceramah, dan mental. Ujian lisan ini merupakan hal atau ujian pokok dalam tajwid Al Quran.
- Ujian Tulis الإختبارات التحريرية
Ujian ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda. Ada beberapa jenis berdasarkan bentuk-bentuk yang berbeda
- Ujian Essay/uraian
Ujian tulis yang meminta peserta didik menjawab pertanyaan dalam waktu yang telah ditentukan. Biasanya 3-7 soal dengan durasi 1-3 jam. Ujian ini adalah yang paling banyak digunakan ditiap tingkat studi karena mudah dijawab. Bagi pengajar pemula biasanya cukup mentransfer materi menjadi pola pertanyaan.
Kelebihannya yang pertama, mudah dibuat dan dipersiapkan. Kedua, mudah dikiyaskan menjadi pertanyaan. Ketiga, membantu murid memahami ungkapan. Keempat, membantu murid memahami pola dan inti materinya. Kelima, mengetahui kemampuan murid dalam problem solving khsusnya ilmu sastra dan Humaniora.
Kekurangannya yang pertama, berpotensi menimbulkan jawaban-jwaban berbeda pada setiap murid sehingga sulit menentukan model jawaban yang benar secara lengkap. Kedua, cakupannya tidak secara lengkap. Ketiga, sulit dikoreksi ketika ujian panjang dan jumlah muridnya banyak. Keempat, tidak konsisten antara kepastian dan kejujuran serta kesesuaiannya dengan tema materi. Kelima, tidak efisien karena membutuhkan waktu yang panjang dalam pengoreksian.
B, Ujian Tematis
Ujian ini dibuat untuk menutupi kekurangan ujian essay. Nama ujian ini diambil dari cara mengoreksinya yaitu dengan cara sempurna karena dalam menjawab soal tidak harus banyak menulis tetapi cukup dengan menulis satu atau dua kata saja seperti ya atau tidak, kalimat pendek atau terkadang cuma membubuhkan ceklist. Selain memiliki banyak jumlah soal sebagai cirinya, ujian ini juga terbagi atas beberapa jenis :
- Benar-Salah أسئلة الصوب والخطاء
- Pilihan Ganda الإختبارمن المتعدد
- Menjodohkan أسإلة المزاوجة
- Melengkapi أسئلة التكميل
b.1 Ujian Benar-Salah أسئلة الصوب والخطاء
Umumnya pilihan yang benar diberi tanda cek list (v) atau (x). Bisa juga dengan tanda benar صواب {ص} atau salah خطاء{خ} . Kelebihan dari ujian ini adalah : pertama, jumlah soal bisa banyak. Kedua, gampang diperiksa dan dikoreksi. Ketiga, korektor bisa selain guru yang bersangkutan. Keempat, mudah mengetahui kemampuan peserta didik.
Sedangkan kekurangannya adalah : pertama, mengungkap kemampuan peserta didik pada kemahiran tertentu mengesampingkan kemahiran yang lain seperti pengungkapan, tulisan dan analisis. Kedua, peserta didik bisa saja menebak jawaban yang benar dengan presentase jawaban yang tepat 50%. Ketiga, memungkinkan peserta didik berbuat curang. Keempat, soal hanya mampu menguji sebagian materi dengan mengesampingkan materi yang lain secara umum.
Muncul pertanyaan, bagaimana cara kita sebagai pengajar agar peserta didik tidak bermain tebak-tebakan التخمين pada ujian tematis seperti ini? Strateginya adalah, pertama dengan menaikkan passing grade atau standard uji jawaban yang benar dari 50% menjadi 70% atau lebih. Kedua, tidak membuat jumlah jawaban yang benar sama dengan jumlah jawaban yang salah. Ketiga, menghapuskan praktek tebak-tebakan dengan strategi jawaban yang salah memakan (poin) jawaban yang salah. إنّ الخطأ يأكل الصواب . bisa juga dengan menegurnya atau menakut-nakuti dengan hukuman sebelum ujian berlangsung.
Rumus perhitungan إنّ الخطأ يأكل الصواب :
ع= ص-خ atau ع = 100-(خ-2) . dengan rincian ع adalah jumlah nilai yang didapat peserta ujian. ص adalah jumlah jawaban yang benar. خ adalah jumlah jawaban yang salah. 100 adalah jmlah nilai maksimum.
b.2 Ujian Pilihan Ganda الإختبارمن المتعدد
Berbeda dengan ujian sebelumnya, ujian jenis ini memiliki 4-5 pilihan jawaban dan seorang murid diminta meletakkan tanda di depan jawaban yang benar. Dipilihnya jumlah 4 sampai lima pilihan jawaban untuk mengurangi kemungkinan tebak-tebakan. Strategi yang lain bisa juga dengan mengubah soal menjadi kalimat negatif. Bisa juga dengan menambah jumlah jawaban. Para ahli pendidikan lebih memilih ujian jenis ini karena lebih susah bagi peserta ujian untuk melakukan gambling atau bermain tebak-tebakan terhadap jawaban yang benar.
Contoh : عاسمة المملكة العربية السعودية
أ الدمام
ب. الرياد
ج. جدة
د. الخبر
Keburukan ujian jenis ini :
Membutuhkan waktu dan usaha yang besar dalam memersiapkannya. Ujian ini pula tidak membantu pengajar dalam memahami kemampuan dasar yang harus dimiliki pelajar seperti kemampuan untuk mengekspresikan kreativitas dan pemecahan masalah.
b.3 Ujian menjodohkan jawaban الإختبارالمزاوجة
Ujian ini terdiri dari dua jenis kolom yang berbeda yang bertujuan untuk dijodohkan atau dicocokkan dengan benar.
- 4 Ujian menambahkan اختبارات التكميل
Pada ujin jenis ini ada beberapa macam diantaranya contoh dibahwah ini:
a. ..........عاصمة مملكة العربية الصعودية و..........هي الميناء الئسي
b. تم بناء الجامع الأزهرفي عهد الدولة.......................................
KRITIK CENDEKIAWAN PENDIDIKAN TERHADAP CARA-CARA EVALUASI YANG ADA PADA SAAT INI DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB :
نقد لاساليب التقويم المستخدمة حالياً في مدارسنا العربية
Institusi bahasa arab sekarang ini masih mengikuti metode ujian biasa (klasik), sedangkan banyak kalangan dari para intelektual pendidikan yang menolak dan mengkritik model evaluasi tersebut. Kritikan terfokus pada tingkat efektifitasnya dalam proses pendidikan serta hasilnya. Hal ini dapat kita lihat dari :
1. Metode ujian (evaluasi) yang digunakan oleh institusi tidak memiliki dasar ilmiah (keilmuan), tidak efektif dengan tema-tema yang diajarkan, tidak memiliki ketetapan sesuai yang diharapkan. Hal ini dapat diminimalisir dengan mengikuti metode ilmiah yang sesuai dalam pelaksanaan evaluasi.
2. Peranan evaluasi pada saat ini, masih menekankan pada metode hafalan pelajaran (yang dianggap baku ), juga mengabaikan jawaban-jawaban lain yang masih berhubungan dalam konteks ilmu tersebut, juga mengabaikan jawaban-jawaban baru dari sebuah praktek dan social yang sebenarya penting bagi perkembangan peserta didik.
3. Evaluasi memiliki peranan yang sangat penting di dalam system pengajaran, tapi bukan merupakan salah satunya sarana dari tujuan pendidikan, hanya merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan. Proses pengajaran merupakan salah satu tujuan dari ujian. Evaluasi menjadi sesuatu yang penting yang menyibukkan para peserta didik, pendidik, serta orangtua karena memberikan kontribusi yang positif dalam system pengajaran. Maka, pentingnya pengalaman pengajaran memiliki peranan yang signifikan dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi ujian, sesuai efektivitasnya bagi perkembangan peserta didik serta kegunaannya secara praktis. Hal ini dapat dibagi dalam beberapa metode:
a. Mengacu pada ikhtisar, outline, catatan-catatan (buku pelajaran) yang disepakati beberapa pendidik dengan penerbit buku ajar, atau perpustakaan-perpustakaan umum.
b. Memperkenalkan ajaran-ajaran khusus
c. Memberikan kisi-kisi (celah-celah) ujian
d. Mengevaluasi kepercayaan antara pendidik dan peserta didik. Mengevaluasi proses transfer pengetahuan.
4. Lemahnya nilai identifikasi personal pada ujian. Nilai yang diberikan bagi murid merupakan nilai yang terintegrasi, hingga terkadang sulit untuk dipahami.
5. Ujian hanya merupakan kumpulan dari suatu ijazah, yangberdampak psikis di kehidupan peserta didik, yang pada dasarnya merupakan perkembanganya dari suatu tahap ke tahap selanjutnya, juga merupakan kunci untuk melanjutkan ke tingkat universitas., yang kemudian berguna bagi suatu lingkungan social…bagi masyarakat kita, ijazah dipandang sebagai butki intelektualitas dalam bekerja.
Kita dapat mengatakan bahwa kekurangan-kekurangan pada metode sekarang ini, hasil ujian tersebut tidak dapat mencangkup/menggambarkan kemampuan yang sebenarnya dari seorang peserta didik.
6. Ujian dan metode pelaksanaannya baku dan kaku di dalam system pengajaran. Serta cukup banyak menyita waktu, tenaga, dan biaya, yang baiknya dapat dipergunakan pada aktivitas ajar-mengajar yang lebih bermanfaat.
7. Metode ujian pada sekarang ini, pun memiliki pengaruh yang signifikan pada mental serta kesehatan peserta didik seperti : mengalami tekanan, ketakutan yang mungkin dapat menyebabkan sakit fisik, yang akhirnya berpengaruh pada masa depannya dan terkadang berimbas pula pada keluarga.
Walaupun dari metode ujian tersebut terdapat beberapa kekurangan/kritikan sebagaimana keterangan diatas, namun ujian tetap memiliki peranan yang penting dalam suatu proses ajar-mengajar bagi peserta didik…walaupun terdapat beberapa intelektual pendidikan yang tidak menerima metode pengajaran yang biasanya, namun, merekapun belum dapat menemukan metode baru yang sesuai dalam praktek ajar-mengajar sebagai pengganti. Sebagian mereka mengatakan dengan reash : “Ujian merupakan sesuatu yang buruk”…hal ini bukan berarti bahwa mereka tidak ada usaha dalam mencari pengganti yang lebih baik…beberapa tahun akhir-akhir ini telah ada sarana dan prasarana baru yang muncul dalam pelaksanan program evaluasi peserta didik, seperti model ujian Open-Book Exam, Take Home Exam, Criterion-Reference Exam, dan lain sebagainya, yang tidak mungkin dapat saya rinci disini…Yang ingin saya perjelas adalah bahwa sarana ini telah diaplikasikan secara bertahap secara sukses, dan digunakan secara aktif dan aplikatif dalam proses evaluasi bagi perkembangan peserta didik secara khusus, baik secara individual maupun social.
Para intelektual pendidikan masih tetap berusaha ingin mengganti metode/model ujian yang biasa, untuk tujuan pendidikan sendiri, sebagaimana yang telah disebutkan diatas tidak terdapat efek positif pada metode tersebut. Mereka terus berusaha dengan segala upaya untuk mengembangkan system ujian baru-baru ini, tapi untuk hal ini diperlukan waktu, bersama-sama para peserta didik secara sinkron, dan tetap mengambil beberapa masukan serta mempertahankan hal yang positif dan meninggalkan hal yang negative.
Akhirnya, bahwa perbaikan yang baik pada system evaluasi, hal penting yang harus segera diperbaiki oleh para pendidik sekarang ini. Para pendidik terus berusaha dalam menyusun/memformulasikan system evaluasi yang kemudian dapat merepresentasikan kemampuan serta potensi diri peserta didik, yang bermacam dan seimbang, juga memiliki keterkaitan dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Agar kemudian ketika mereka lulus dapat berguna sebagai pemuda yang mampu, sukses, serta berguna bagi masyarakat saat ini.
PENGALAMAN BELAJAR PADA KELOMPOK SUKU TANA TORAJA
Potensi alam & penduduknya sudah cukup baik, maka pengalaman belajar yang dapat dilakukan pada suku Toraja yang dapat mereka tetapkan sendiri agar mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan kelestarian wilayahnya adalah dengan menjaga sumber daya alam yang sudah tersedia melalui pemeliharaan hutan & sumber air bersih yang selalu digunakan oleh penduduk diwilayah tersebut. Caranya yaitu dengan penyuluhan, pelatihan kerja atau aksi-aksi kebersihan, pengolahan limbah & pelestarian alam contohnya dengan penghijauan, pembuatan saluran air dari sumber mata air ke rumah-rumah penduduk dengan pipa/alat lain yang dapat menghubungkan saluran air bersih dari sumber mata air ke rumah-rumah penduduk, hal ini bertujuan agar sungai-sungai tetap jernih & terjaga kebersihannya serta masyarakat setempat terhindar dari berbagai penyakit yang dapat menyerang mereka akibat pencemaran air / lingkungan . Aksi pelestarian alam lainnya adalah dengan pelestarian hutan dengan cara tidak melakukan penebangan hutan secara liar, untuk meminimalkan kemungkinan bencana yang akan terjadi atas ulah manusia itu sendiri serta memberdayakan hasil perkebunan & pertanian untuk digunakan oleh masyarakat di daerah itu sendiri atau di pasarkan kedaerah / Negara lain sebagai penghasilan bagi penduduk setempat. Dalam upaya pengalaman belajar ini, sampaikan pula gambaran positif & negatif nya akan dampak yang mungkin akan mereka dapatkan saat ini & yang akan datang bisa juga dengan memberikan perbandingannya dengan daerah lain yang sudah berkembang ataupun masih tertinggal, agar mereka dapat termotifasi dengan pengalaman pembelajaran tersebut. Pembelajaran mengenai masalah melakukan aktifitasnya sehari-hari tanpa ada keluhan yang akan menghambatnya.
Wilayah Tana Toraja yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian pengolahan hasil alam & bercocok tanam penting apabila diberikan pengalaman belajar yang diberkaitan dengan kesehatan, antara lain kesehatan fisik mereka saat bekerja juga pengololaan hasil pertanian / perkebunan dan juga pengolahan hasil perkebunan agar dapat mereka konsumsi sendiri dengan gizi yang tepat & baik.
Selain itu pembelajaran mengenai tata ruang wilayah mungkin juga bisa diberikan pada masyarakat setempat terutama mengenai penyediaan sarana pelayanan umum masyarakat agar masyarakat dengan mudah bisa mendapatkan informasi dan juga pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dengan baik dan terorganisir.
Setelah mereka memperoleh pengalaman belajar yang telah mereka tetapkan sendiri, berikan pula gambaran dari hasil usaha yang mereka dapati setiap bulan / tahunnya. Hal ini diberikan supaya mereka dapat membandingkan usaha mereka dahulu & sekarang, serta sebagai acuan bagi mereka untuk melakukan segala kegiatannya lebih baik lagi.
KESIMPULAN
Suku Tana Toraja yang memiliki potensi alam cukup baik, mampu menyediakan kebutuhan hidup bagi masyarakat yang tinggal diwilayah tersebut. Meski demikian sebagai penduduk yang baik untuk menjaga kelestarian alam & mengembangkannya, masyarakat setempat harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk saling bekerja sama dalam memelihara kelestarian & juga berwawasan tinggi untuk mengembangkan sumber alam yang mereka punya dengan cara meningkatkan mutu pendidikan, pengalaman kerja & mensosialisasikannya untuk kepentingan bersama sehingga terwujud harapan yang mereka inginkan.
1. Belajar adalah Serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan linkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomotor.
( Menurut Djamrah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999 )
2. Pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa, dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi & mendukung proses belajar
( Menurut Gagne dan Brigge; 1979 : 3 )
PERISTIWA INSIDEN BENDERA DI HOTEL ORANGE/HOTERU YAMATO (Sekarang Hotel Mandarin Majapahit)
Pada tema tentang pahlawan nasional yang berasal dari Jawa Timur ini..saya mengangkat peristiwa ini untuk di Role-play-kan atau diperankan oleh anak2..
wahhhh...seruuuuu..bangeett...
bahkan saat sedang mendiskusikannya.. ada seorang anak laki2 yang sulit sekali untuk fokus..dia biarkata "orang Indonesia yg hanya menggunakan bambu runcing & berjumlah sedikit pasti menang bu..soalnya dibantu sama Allah.." subhanallah..begitu besarnya rasa optimis pada Rahmat Allah...Hebat...(jadi terharu..jika mengingat banyak orang dewasa yg begitu pesimis akan keagungan illahi..bahkan mempercayai kekuasaan/keberadaannya pun banyak yg masih meragukanNya..)
begini ceritanya..
Pada hari RABU WAGE tanggal 19 September 1945 pada saat kelompok orang-orang Sekutu / Belanda yang tergabung dalam Mastiff Carbolic merupakan salah satu organisasi Anglo Dutch Country Saction (ADCS) yang bergerak di bidang spionase dengan kedok Petugas / Organisasi Palang Merah Internasional beroperasi di Surabaya dan mengunjungi Markas Besar Tentara Jepang yang berkedudukan di Surabaya. Maka pada saat yang sama ada beberapa orang Belanda yang tergabung dalam Komite Kontak Sosial mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) pada tiang bendera sebelah kanan (Utara) Gapura Hotel Yamato (Orange / Mojopahit sekarang). Sehingga dinilai oleh para pejuang dan Arek-arek Suroboyo tindakan orang-orang Belanda tersebut sangat congkak dan tidak simpatik karena merupakan lambang akan ditegakkannya kembali kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda di Bumi Surabaya. Kemudian Resimen SUDIRMAN dengan mengendarai Mobil Sedan Hitam mendatangi Hotel Orange dan memerintahkan dengan tegas kepada Komite Perwakilan Sekutu untuk segera menurunkan bendera Belanda tersebut. Tetapi justru perintah Residen Sudirman tidak diindahkan sama sekali oleh orang-orang Sekutu/Belanda yang berada di Hotel Orange, bahkan Residen Sudirman yangdalam kedudukannya sebagai Pejabat dan Wakil Pemerintah Indonesia malahan ditodong dengan pistol Revolver oleh seorang pemuda Belanda pada waktu itu. Sehingga memicu perkelahian massal yang tidak seimbang antara 20 orang sekutu/Belanda berhadapan dengan massa - rakyat / Pemuda Surabaya yang berasal dari Genteng, Embong Malang, Praban dan sekitarnya.
Akhirnya beberapa orang pemuda berhasil mendekati dan memanjat dinding serta puncak Gapura Hotel, berhasil menurunkan bendera Belanda dan menyobek bagian birunya serta menaikkan kembali bendera Merah-Putih dengan ukuran yang tidak seimbang dengan diiringi pekikan "MERDEKA", "MERDEKA", "MERDEKA", yang disambut dengan gempita oleh massa Rakyat yang berkerumun di bawah tiang bendera dan berada di depan Hotel Orange.
Tercatat dalam insiden penyobekan bendera Belanda di Hotel Orange tersebut telah gugur sebagai Kusuma Bangsa 4 (empat) orang Pemuda / Arek Suroboyo yaitu Sdr. SIDIK, Sdr. MULYADI, Sdr. HARIONO dan Sdr. MULYONO. Sedangkan dari pihak Warga Belanda Mr. Ploegman tewas terbunuh oleh amukan massa ditusuk senjata tajam.
contoh Dayly Aktivity TK A
PERISTIWA INSIDEN BENDERA DI HOTEL ORANGE/HOTERU YAMATO (Sekarang Hotel Mandarin Majapahit)

Pada tema tentang pahlawan nasional yang berasal dari Jawa Timur ini..saya mengangkat peristiwa ini untuk di Role-play-kan atau diperankan oleh anak2..
wahhhh...seruuuuu..bangeett...
bahkan saat sedang mendiskusikannya.. ada seorang anak laki2 yang sulit sekali untuk fokus..dia biarkata "orang Indonesia yg hanya menggunakan bambu runcing & berjumlah sedikit pasti menang bu..soalnya dibantu sama Allah.." subhanallah..begitu besarnya rasa optimis pada Rahmat Allah...Hebat...(jadi terharu..jika mengingat banyak orang dewasa yg begitu pesimis akan keagungan illahi..bahkan mempercayai kekuasaan/keberadaannya pun banyak yg masih meragukanNya..)
begini ceritanya..
Pada hari RABU WAGE tanggal 19 September 1945 pada saat kelompok orang-orang Sekutu / Belanda yang tergabung dalam Mastiff Carbolic merupakan salah satu organisasi Anglo Dutch Country Saction (ADCS) yang bergerak di bidang spionase dengan kedok Petugas / Organisasi Palang Merah Internasional beroperasi di Surabaya dan mengunjungi Markas Besar Tentara Jepang yang berkedudukan di Surabaya. Maka pada saat yang sama ada beberapa orang Belanda yang tergabung dalam Komite Kontak Sosial mengibarkan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) pada tiang bendera sebelah kanan (Utara) Gapura Hotel Yamato (Orange / Mojopahit sekarang). Sehingga dinilai oleh para pejuang dan Arek-arek Suroboyo tindakan orang-orang Belanda tersebut sangat congkak dan tidak simpatik karena merupakan lambang akan ditegakkannya kembali kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda di Bumi Surabaya. Kemudian Resimen SUDIRMAN dengan mengendarai Mobil Sedan Hitam mendatangi Hotel Orange dan memerintahkan dengan tegas kepada Komite Perwakilan Sekutu untuk segera menurunkan bendera Belanda tersebut. Tetapi justru perintah Residen Sudirman tidak diindahkan sama sekali oleh orang-orang Sekutu/Belanda yang berada di Hotel Orange, bahkan Residen Sudirman yangdalam kedudukannya sebagai Pejabat dan Wakil Pemerintah Indonesia malahan ditodong dengan pistol Revolver oleh seorang pemuda Belanda pada waktu itu. Sehingga memicu perkelahian massal yang tidak seimbang antara 20 orang sekutu/Belanda berhadapan dengan massa - rakyat / Pemuda Surabaya yang berasal dari Genteng, Embong Malang, Praban dan sekitarnya.
Akhirnya beberapa orang pemuda berhasil mendekati dan memanjat dinding serta puncak Gapura Hotel, berhasil menurunkan bendera Belanda dan menyobek bagian birunya serta menaikkan kembali bendera Merah-Putih dengan ukuran yang tidak seimbang dengan diiringi pekikan "MERDEKA", "MERDEKA", "MERDEKA", yang disambut dengan gempita oleh massa Rakyat yang berkerumun di bawah tiang bendera dan berada di depan Hotel Orange.
Tercatat dalam insiden penyobekan bendera Belanda di Hotel Orange tersebut telah gugur sebagai Kusuma Bangsa 4 (empat) orang Pemuda / Arek Suroboyo yaitu Sdr. SIDIK, Sdr. MULYADI, Sdr. HARIONO dan Sdr. MULYONO. Sedangkan dari pihak Warga Belanda Mr. Ploegman tewas terbunuh oleh amukan massa ditusuk senjata tajam.
contoh Dayly Aktivity TK A
Kegiatan TK A pekan II, 09-13 November 2009. |
Senin, 09 November 2009 · Game: Blow wind blow · Mengenal makanan olahan · Diskusi ”zat berbahaya pada makanan” · Membentuk dengan playdough Note: mohon ananda membawa 1 jenis makanan olahan (sosis/nugget/bakso) sebanyak 3 buah (sudah matang). |
Selasa, 10 November 2009 · Game: Tom and jerry · Membuat lemon tea · Diskusi ”manfaat air putih” · Finger painting · Menari |
Rabu, 11 November 2009 · Game: menjaring ikan · Fun cooking ”sop buah” · Tanya jawab · Report gambar |
Kamis, 12 November 2009 · Game: tok-tok ubi · Membuat es krim · Diskusi ”gizi yang terdapat pada susu” · Kreasi es krim dari kertas · Perpustakaan |
Jum’at, 13 Novmber 2009 · Game: petak jongkok · Simulasi wudhu dan sholat · Story telling :mengenal makanan halal dan haram (QS. Al-Maidah: 3) |